Teman Sejati

Teman adalah faktor utama bagi manusia untuk bersosialisasi. Tanpa teman, hidup pun akan kosong. Berikut kisah ini, adalah contoh kisah yang mengartikan teman sejati.

Aku adalah seorang mahasiswa di Jakarta. Namaku Indra. Aku punya teman bernama Marta. Meski perilakunya kurang sopan dan agak menjengkelkan, tapi dia temanku dari SD sampai Kuliah. Cerita ini saat aku mengadakan perpisahan di kelas 3 SMA.

Saat pembagian rapot, aku mendapat ranking 1. Dia ranking kedua. Meski dia hanya tersenyum, tetapi sepertinya dia menyimpan dendam padaku. Seperti gara-gara ada aku, dia jadi ranking 2. Tidak seperti dahulu, dia yang selalu juara. Memang, dari kelas 1 SMA, aku sudah merebut gelarnya dari juara 1.

Saat perpisahan pun tiba. Aku dan teman-temanku pergi ke Puncak dan menginap di camp tepatnya ditengah-tengah hutan. Masing-masing anak sudah diberi tugas oleh guru. Aku dan Marta diberi tugas untuk mencari kayu bakar. Kami berdua mendapatkan sedikit kayu, tapi Marta bilang, kita harus mencarinya sampai ke dasar tanah longsor. Setiba di tanah longsor, kami pun dapat banyak. Akan tetapi, dia mendorongku ke tanah longsor dan aku pun jatuh. Kayu-kayuku jatuh berserakan. Dia mengambilnya dan langsung kabur begitu saja. Aku cuma bisa merasa sakit dan sedih akan itu.

Sampai di camp, aku dimarahi karena bajuku amat kotor. Aku bilang, "Aku didorong oleh Marta sampai jatuh!" Tetapi tidak ada yang percaya. Ternyata, Marta sudah memfitnahku, dan bilang aku ini pemalas, hanya main dikubangan lumpur. Aku amat kecewa, tetapi aku memaafkannya. Esoknya aku diberi tugas untuk menanam pohon kecil sebagai kenang-kenangan di bagian terasering. Saat sedang menanam, Marta pun datang dengan wajah kesal. Dia mendorongku lagi hingga aku terguling ketutupan tanah. Dia pikir aku mati. Tetapi tidak. Dia langsung berteriak-teriak ke camp sambil wajah senang. "Begitukah wajah temanku ini?!"

Aku pun bangun sambil memegang sebatang kayu yang panjang untuk topangan. Kakiku cedera parah. Dan tanganku patah tulang. Aku berjalan sambil merintih. Terus berjalan seperti tanpa harapan. Malam pun tiba. Pasti mereka yang di camp sudah berpikir bahwa aku sudah mati. Aku terus berjalan membawa lapar dan haus. Beruntung aku menemukan mata air yang jernih. Aku beristirahat dan minum dahulu. Kemudian tidur sejenak.

Esoknya hari terakhir. Aku berjalan agak cepat. Karena mereka agak pulang. Sambil agak lari, terus kupercepat langkahku. Aku tak mau ditinggal di sini sendirian. Aku ingin teman-temanku. Siapa saja tolong aku! Marta, Guru, Siapa saja!

Aku bersandar di pohon dan memejamkan mata sejenak karena capai. Ketika kubuka mataku, kuucapkan kata Hamdalah. Ku bersyukur karena mereka sedang bersiap-siap untuk pulang. Mereka belum meninggalkanku. Aku langsung berteriak dan guruku langsung menghampiriku. Aku langsung pingsan dan yang kulihat adalah wajah Marta yang amat kesal karena aku tidak mati. Aku langsung dibawa ke rumah sakit. Masuk ruang UGD dan diobati tanpa henti 24 jam. Aku begitu bersyukur atas semua rahmat itu.

Esoknya Marta datang padaku dan cerita semuanya. Dia bilang dia benci padaku karena dia tidak bisa jadi ranking 1. Katanya, "Setelah kau datang, aku jadi ranking 2! Karena ranking 2, aku dimarah-marahi ibu bapakku habis-habisan! Aku kesal padamu, kenapa kau rebut gelar bagusku, Indra?! Kenapa?!!" Aku hanya tersenyum dan aku berjanji untuk menjelaskan semuanya pada ibu bapaknya. Dia menangis sambil senang karena aku tidak jadi mati.

Marta : "Indra, maukah kau memaafkanku?"

Indra : "Tentu saja. Kau kan temanku, sobat"

Dari cerita di atas, kita dapat petik hikmah yang amat luar biasa. Begitu relanya seorang teman sejati memaafkan semua kesalahan temannya. Kalian pun juga punya, kan? Ya.. di kehidupan memang selalu ada rasa pertemanan. Dan kalian tahu apa artinya? Teman sejati itu adalah orang yang sering bahkan selalu kalian panggil dengan sebutan...

SAHABAT